Kamis, 25 Oktober 2012

Trip to Lombok

Yes! Akhirnya saya jalan2 lagi ke Lombok!

Dalam waktu sesingkat-singkatnya, dan tempo secepat-cepatnya hahahaha.
Hanya sehari semalam loh ya, percaya atau tidak, memang gak cukup waktu sesingkat itu untuk mengunjungi tempat saya pernah bulan madu bersama suami tercinta.

Tapi yang namanya tugas liputan tak bisa ditolak. Saya berangkat!

Dan ternyata, saya mendapati bahwa, ternyata pola pikir saya ketika akan liputan (yang harus menginap) ketika saya masih single dan sekarang sudah punya batita ternyata berbeda! Hahaaa.

Dulu satu tas saja cukup untuk menginap semalam. Dulu juga tak terlalu repot dengan barang bawaan. Yang penting perlengkapan liputan dan perlengkapan pribadi sudah masuk tas. 

Sedangkan sekarang, yang ada dalam benak saya adalah: bagaimana caranya memerah ASI dan menyimpan ASIP saya ketika di perjalanan.

Sepanjang malam saya kepikiran hal itu. Beberapa kali saya cek tas travelling, memastikan barang2 ini tak tertinggal:
  1. Pompa ASI
  2. Plastik ASIP
  3. Ice gel
  4. Tas ASIP
  5. Breast pad
  6. Saputangan atau lap handuk kecil 
Setelah semua masuk, saya sedikit lega. Sisanya masih diliputi kecemasan: bagaimana kalau saya harus memompa ASI tapi tidak ada waktu karena jadwal liputan yang padat, bagaimana kalau di ASIP saya tak bisa disimpan di kulkas atau freezer, dst.

Semua pertanyaan-pertanyaan yang menari-nari di pikiran saya itu akhirnya terjawab sudah keesokan harinya.

Di bandara, saya bertemu dengan Mba Sandra, dari Citilink, maskapai penerbangan yang mengundang saya ke Lombok bersama teman2 wartawan lainnya.

Kepada perempuan muda belia ini saya sampaikan bahwa saya seorang ibu menyusui.
Dia terkejut! Heran! Takjub! Hahaaa. Mungkin dia membatin: berani2nya masih nyusuin batita ikut liputan ke luar kota :))

Dia lalu merangkul saya dan menanyakan: bawa pompa ASI? Bawa ice gel? Kalau nanti mba harus memompa ASI beritahu saya ya, kita tungguin kok.   

Kepala saya serasa diguyur air es! *nggak lebay*
Asli, saya senang sekaligus lega. Karena ada orang yang proASI di dalam rombongan besar ini. Rombongan wartawan pulak, yang biasa mengerjakansesuatu serba cepat dan gak mau menunggu2 orang dalam waktu lama. 

Jadilah penerbangan dari Jakarta ke Surabaya (untuk selanjutnya ke Lombok) saya lalui dengan nyaman. Saya bisa memompa ASI dengan tenang dan tidak takut diburu2.

Mba Sandra juga sangat proaktif menghampiri saya dan menanyakan apakah saya sudah cukup nyaman. Dia bercita-cita kelak akan memberikan ASI eksklusif untuk buah hatinya. Amiin. Mudah2an doanya terkabul ya Mba.

Di Surabaya, saat rombongan kami transit, saya bergegas menuju nursing room Bandara Internasional Juanda.

Waaaw, saya terkagum2 melihat ruangan ini. Bersih, wangi, dan lengkap fasilitasnya.

 
Nah, bagus ya tempatnya? Di dindingnya ada poster2 dari AIMI-ASI. Tentang cara menyusui, cara memerah ASI, dll.

Tempat untuk mengganti popok, tempat sampah dan tempat mencuci tangan juga bersih dan rapi. Saat membuka pintu masuk, tercium bau wangi parfum ruangan. Ini nih namanya nursery room yang keren! hahaha. Thanks ya Angkasa Pura sebagai pengelola Airport Juanda hihihi



Di tempat duduk ini aku menyandarkan punggung sambil pumping hehe. Nyamaan. Selesai pumping, masukkan ASIP ke plastik dan disimpan di tas. Stlh itu, siap terbang ke Lombok. Horeeee!



















Kamis, 04 Oktober 2012

Haloooo sudah lama sekali ga nge-blog hehehehe...

Kesibukan menjadi ibu, kerjaan, jualan, dengan segala jungkir baliknya membuat saya lupa untuk menulis *nyari alesan :D
Banyak hal yang terjadi dalam dua tahun terakhir. Hamil, melahirkan, menyusui dan membesarkan Zha.

Ya, sekarang memang seluruhnya dicurahkan untuk Zha, membuat saya makin fokus mencapai tujuan hidup.

Hal pertama yang menjadi prioritas untuk dia adalah ASI!
Maka ketika Zha lahir, hal pertama yang kami siapkan bukan fokus pada pakaian dan semua perlengkapannya, tapi soal Air Susu Ibu!

Kami sibuk memilih pompa ASI, berguru ke klinik laktasi, beli plastik untuk menyimpan ASIP, beli nipple shield, beli gelas ASI (karena Zha tak dikenalkan pada dot), dan alat steril botol.  Khusus alat steril botol, saya mendapat hadiah dari seorang sahabat. Merknya Phillips yang saya yakin harganya jutaan hahaaa, beruntungnya saya.

Si ayah juga ikutan sibuk mengunduh video di youtube tentang cara menyusui yang tepat, atau tutorial tentang meredakan stres ibu setelah melahirkan dan agar ASI tetap lancar. Video2 itu disimpan di smartphone saya dan bisa saya putar setiap saat bahkan ketika menyusui Zha.

Saya juga ikutan milis ASI for Baby. Di situ saya membaca curhatnya para ibu dan mendapat banyak tips menyusui.


Alhamdulillah, Zha sudah usia 17 bulan pada Oktober ini. Selama 6 bulan pertama kelahirannya bisa full ASI. Dilanjut MPASI dan tetep minum ASIP selama saya tinggal kerja.
Bukan hal yang mudah memang untuk mempertahankan semangat dan idealisme untuk menyusui bayi kita. Dan saya bisa memahami para ibu yang dikarenakan banyak hal tidak bisa menyusui langsung bayinya. *Asal jangan terlalu cepat menyerah dan memberikan susu formula ya bunda...

Memberikan ASI untuk bayi memang tidak semudah mengeluarkan payudara dan memberikan putingmu pada si bayi untuk diisap ASInya. No! bukan itu.

Menyusui memerlukan kesabaran, ketenangan batin, dan perasaan yang senang.
Menyusui memerlukan komitmen jangka panjang seorang ibu, dukungan ayah, dukungan perusahaan, juga orang-orang di sekitar kita.
Menyusui juga memerlukan keteguhan diri dan pengorbanan. Apalagi untuk para ibu yang bekerja.


Saya sendiri mengalami repot dan hebohnya kalau harus ngantor dari pagi sampai sore. Harus bawa pompa ASI (karena memerah memerlukan waktu lebih lama dan saya merasa pompa lebih praktis), bawa ice gel, tas ASIP, dan meluangkan waktu sekitar satu jam untuk memompa dan menyimpannya.

Karena di kantor tempat saya bekerja tidak ada tempat untuk pumping dan menyusui, maka saya numpang mompa di ruag klinik dokter. Itupun baru bisa saya lakukan ketika si dokter sedang shalat. Dokter Ratna, adalah dokter proASI, dan dia merelakan ruangannya, juga kursinya untuk saya tempati selama satu jam hehehehe. Karena waktunya terbatas, maka saya juga -kadang- agak kurang tenang dalam memompa, rasanya seperti diburu2 gitu. Kondisi ini memang agak ga nyaman, tapis aya syukuri saja. DAripada saya harus memompa ASI di toilet!

Setelah pumping, biasanya yang lebih repot adalah mencari kulkas untuk penyimpanan sementara ASIP. Saya menitipkannya di kulkas koperasi di kantor. Sedih dan malu sebenarnya, sebab kulkas itu berkaca bening dan setiap orang yang akan membeli minuman di dalam kulkas itu akan mengangkat plastik ASI itu dan menanyakan isinya pada penjaga koperasi. Hehehehe, saya maluuuuu :D

Itu belum termasuk kalau saya harus liputan ke luar kota loh ya! Waaaw itu lebih heboh lagi hahaha. Seruuu.
Tapi selama ini Zha saya tinggal pergi PP atau maksimal menginap satu hari saja. Itupun saya tetap menenteng tas ASIP, pompa, ice gell dan bila diperlukan bawa2 ES BATU !! wkwkwk.

Selama saya pergi liputan sehari semalam, Zha juga teteap minum ASIP yang saya siapkan di freezer. Si mbak pengasuh yang memberikannya.

Soal menyusui kadang memang merepotkan, tapi juga sangat menyenangkan dan bikin kangen.
Saya selalu tidak bisa tidur pada malam hari ketika jauh dari Zha. Saya juga stres berat ketika Zha menolak menyusu. Gara2nya dia jatuh dan bibirnya terluka. Selama empat hari dia tidak mau menyusu karena bibirnya sakit :((( saking stresnya, saya marah2, ngomel2 dan memaksa Zha nenen. Hufftthh...


Mei tahun depan Zha genap 2 tahun. Insyaallah dan mudah2an proses menyusui ini berjalan lancar. Amiin.
Buat ibu, bunda, mama, yuk berikan ASI untuk si buah hati. Kuatkan hati dan teguhkan niat demi buah hati kita. Smangaad !!! ^_^