Sebuah sms saya terima menjelang tengah malam tadi. Dari sahabat yang meminta agar kami semua mendoakan Pak Hary Suryawan, kawan kami di tempat kerja, ANTARA.Semoga diberi kesembuhan. Amiin. Demikian kira-kira inti sms itu.
Saya terhenyak...terdiam dan spontan saya balas sms itu: semoga yang terbaik untuk beliau. Amiin.
Angan saya kemudian terbawa ke medio 30 Desember 2009. Saat Kamila meregang nyawa sendiri di tempat tidur ICU Rumah Sakit Panti Nirmala, Malang. Saat itu saya yang masih dalam pengaruh bius usai melahirkan melalui SC tak hentinya berdoa, Tuhan selamatkan anak saya...Tuhan ijinkan dia tetap hidup dan bersama-sama saya. Doa ituuuuu terus yang saya ucapkan.
Dan sepanjang saya mengucap doa itu, sms dari mas wewen mengalir deras ke hp saya mengabarkan bahwa kondisi Kamila makin tidak stabil.
Tepat ketika adzan maghrib, saya merasa terlalu egois jika meminta agar Kamila tetap tinggal bersama saya.
Perlahan dalam suara yang terbata...saya membaca surah al-Ikhlas. Mama membisikkan pada saya...ikhlas ya Desy...ikhlaskan Kamila.
Saya kemudian berdoa, Ya Allah, saya ikhlas. Saya menghendaki yang terbaik untuk Kamila, dan untuk keluarga saya. Apapun itu, sepahit apapun KeputusanMU, TakdirMu, saya yakin itu yang terbaik untuk Kamila, Ibunya, dan Ayahnya. Amiin.
Selesai saya membaca doa, saya merasa lebih tenang, dan kemudian tibalah pesan itu...dari suami saya yang sedang menunggui Kamila. Dia pergi selama-lamanya. Syahrazad Kamila Razi, seorang muslimah yang sempurna, buah cinta Ria dan Zein Isa, begitulah kira2 makna namanya.
Dan...takdir Allah membawanya menjadi insan yang Kamil, yakni sempurna, tanpa dosa.
Pagi ini, 7 September 2010...28 Ramadan 1413 H....
Kepada Allah yang begitu dekat dengan kita semua, kita doakan yang terbaik untuk Pak Hary dan keluarganya. Agar senantiasa dalam dekapan dan kasih sayang Allah SWT.Amiin ya Rabbal Alamin.
Lekas sembuh ya pak....
1 komentar:
“Yesterday is history. Tomorrow is a mystery. Today is a gift, that's why it's called the present.” - Master Oogway
Posting Komentar